Apr 27, 2007

Ada Apa Dengan mBah Mo


Foto bersama Pak Mur sang "Profesor Doctor" Marketing
(berdiri di tengah kaos bergaris)
Pernah dengar nama mBah Mo? Mungkin terbayang di pikiran anda adalah seorang tua renta berjalan tertatih tatih pakai tongkat. Mungkin anda benar… tapi yang saya maksud dengan mBah Mo di sini adalah sebuah warung bakmi khas jawa yang terletak di “pedalaman” Bantul. Saya sebut pedalaman karena jangkauannya dari keramaian, yaitu kota Jogja,
cukup jauh dan “sulit” karena harus melewati perkampungan perkampungan dan liku liku jalannya pun sulit di hafal, apalagi kalau anda hanya1 atau 2 kali saja ke sana.
Sekarang mungkin anda bertanya apa sih istimewanya Bakmi mBah Mo ? Bagi yang sudah berkunjung ke sana akan tahu persis keistimewaannya. Baiklah saya gambarkan bagi yang belum pernah berkunjung ke sana.

Bakmi mBah Mo adalah sebuah warung bakmi jawa biasa yang berdiri disebuah ujung jalan buntu di perkampungan bernama Code, Bantul sekitar 15 kilometer dari kota Jogjakarta ke arah selatan, memakan waktu perjalanan sekitar 30 menit (bagi yang sudah tahu jalan) hingga 1-2 jam bagi yang belum pernah kesana, karena harus pakai nanya dan nyasar. (Konon bila calon pelanggan nyasar, Pak Mur si “Marketing”nya mBah Mo makin seneng kenapa?…). Sampai di depan “restoran” bukannya bangunan megah yang kita temui di situ , melainkan “hanya” rumah kampung, “gerobak” bakmi dan banguan dari bambu beratap seng bekas kandang sapi lengkap dengan bangku bambunya. Tapi justru bekas kandang sapi inilah yang di berfungsi jadi ruang “VIP”. Sampai pada menu yang disuguhkan.. seperti namanya.. bakmi rebus (menu spesial) dan bakmi goreng ditambah emping melinjo dan wedang teh jahe panas sebagai pelengkap.
Yang menjadi sangat istimewa dengan Bakmi mBah Mo adalah warung ini sangat “kondang”. Lihatlah betapa tiap malam banyak pengunjung dengan mobil mobil bagus dan banyak diantaranya berplat nomor luar Jogja parkir di pelataran warung. Bahkan tercatat banyak Mentri dan Pembesar serta Punggawa Negri ini pernah berkunjung dan menikmati ke khasan Bakmi mBah Mo, juga keluarga Presiden Republik Mimpi pun (SBY = Si Butet Yogya) menjadi pelanggan setia. Menurut Pak Mur, marketing sekaligus anak mantu mBah Mo, daya jual dari Bakmi mBah Mo adalah cita rasa bakminya, khususnya bakmi godog (rebus) dan wedang jahenya juga nuansa perkampungan.
Kesuksesan Bakmi mBah Mo tidak bisa dilepaskan dari sosok Pak Mur sang menantu, yang ternyata (maaf) hanya lulusan Sekolah Dasar telah berhasil mengantar Bakmi mBah Mo menjadi terkenal seperti sekarang, melalui ilmu dan strategi marketing yang luar biasa. (Seperti yang beliau share kepada kami). Bagi saya ilmu marketing Pak Mur selayak pakar marketing nomor wahid di Indonesia, bahkan kalaupun saya berhak mengeluarkan ijazah atau gelar, niscaya akan saya beri dia gelar Profesor Doktor untuk ilmu marketingnya. Bagaimana tidak? Dari tempatnya yang jauh dan sulit dijangkau, bahkan dulunya jin mau buang anak di situ saja rasanya ogah, bisa diorbitkan sebuah warung bakmi “bersekala nasional”.
Banyak hal terkait dengan mBah Mo berbau “anti marketing”, yang paling utama adalah lokasinya.. yang sangat jauh dari kata strategis. Bagaimana kiat Pak Mur memasarkan mBah Mo ? …. To be continued….

2 comments:

Arif Prasetyo Aji said...

siip pak...saya hanya dengar ceritanya.pengin bertandang ke bakmi mbah mo.....thx pak

cah klaten said...

juli lalu kita sekeluarga 2 mobil makaan malam di bakmi godog pak mo..............wah uenaaaaaaaaaaaakkkkk bgt. rasanya bener2 otentik, mirip ama bakmi ndemit klaten yang legendaris dulu....suasana nya bener2 ndeso, enak,homy, bersih....itu yang sulit dicari kalo kita udah tinggal di kota besar. suatu suasana yang mahal.....