Dec 5, 2007

Menebang Pohon Bintaro

Di depan rumah saya ada pohon bintaro yang sudah cukup besardan rindang dengan batang berdiameter sekitar 25 cm. Pohon itu sudah berada di sana ketika saya mulai menempati rumah itu 3 tahun lalu. Adem, itulah yang dirasakan ketika barada di bawahnya saat terik matahari siang menyengat. Pada ujung dahan dan ranting yang dipenuhi daun, tergantung buah yang persis seperti buah mangga dan tampak sangat menggiurkan, apalagi ketika warnanya mulai memerah. Sayang buah itu tidak bisa dimakan.

Suatu siang ketika saya sedang ngadem di bawah pohon itu, seorang ibu tua dengan menggandeng cucunya berjalan menghampiri. Dia menyapaku saat sampai di dekatku “ Assalaamualaikum, pak!” “Wa’alaikum salaam.. “ sahutku. Seterusnya terjadi perbincangan singkat sekedar berbasa basi. Akhirnya si ibu tua memberanikan diri menyapaikan maksudnya, “ Pak maaf, apakah saya boleh minta buah itu ?” sambil meunjuk ke atas. “ Oh silahkan Ibu” sahutku. “ Mau untuk apa Ibu” sambungku bertanya. “ Kepingin nyicipin, bagaimana ya rasanya?” jawab si Ibu. Saya terdiam, ada rasa kasihan, geli, bingung bercampur aduk. Pelan pelan aku jelaskan ke Ibu itu “ Maaf ibu, pohon ini namanya pohon bintaro, buahnya memang mirip mangga bu, tapi buahnya nggak bisa dimakan. Tadi ketika ibu minta saya iyakan karena saya pikir ibu perlu bijinya yang sudah tua untuk di tanam.” Si Ibu tua pun berpamitan dan pergi, nampak gurat kecewa (dan mungkin malu). Sejak saat itu Saya memutuskan untuk menebang pohon itu dan menggantinya dengan pohon buah, yang lebih bermanfaat.

Akhirnya pohon jambu air hijau (Cincalo) yang saya pilih untuk pengganti. Saya sengaja menebang pohon bintaro itu sendiri sambil mengisi waktu luang sore hari. Alhamdulillah dengan sebilah golok akhirnya pohon itu tumbang. Tetangga sebelah rumah saat melihat aku menebang pohon bertanya, apa engggak sayang pohonnya di tebang, kan jadi panas. Memang betul sejak pohon itu ditebang rumah jadi panas, tapi Insya Allah akan tergantikan oleh pohon jambu nantinya. Pekerjaan terberat di depan mata adalah mencabut tonggak pohon bintaro yang sudah cukup besar. Sudah barang tentu akarnya besar besar dan tertancap kuat dan dalam di tanah. Bagaimanapun harus tercabut, karena di situlah si jambu air sebagai tanaman pengganti harus di tempatkan (maklum space terbatas).

Dengan berbekal peralatan seadanya, sebilah golok dan sebatang linggis saya mulai menggali pokok pohon di sore keesokan hari setelah pohon roboh. Sedikit demi sedikit tanah di sekitar mulai terbongkar, keras sekali. Satu per satu akar pohon pun mulai kelihatan dan satu per satu saya tebas dengan golok. Sering kali linggis berbunyi “crang…” pertanda beradu dengan batu. Batu batu itupun harus di bongkar. Sulit memang. Ketika sedang asyik menggali tonggak pohon, setidaknya ada empat orang yang lewat dan memberikan komentar. Orang pertama bilang “ Pak, pohon bintaro itu akarnya banyak dan kuat, susah untuk diambil tonggaknya”. Yang kedua : “ Wah kalo hanya dengan linggis kecil begitu, mana mungkin biasa keambil, harus dengan cangkul dan itu susah sekali.” Yang ketiga : “Kalau mau nyabut itu harus pakai katrol pak, kalau pakai linggis gitu enggak bakalan kecabut.” Dan yang terakhir : “ Kalau galinya model gitu juga paling cepat seminggu batu kelar pak.”. Semuanya hanya saya jawab sengan senyum sambil berkata “ Ya saya coba saja Pak, Insya Allah bisa.” Ada keraguan juga di hati, tapi tekad sudah bulat. Jambu harus tertanam.

Akar demi akar, batu demi batu satu persatu tersingkir dari tempatnya. Tak terasa tumpukan tanah galian juga sudah mulai menggunung. Akhirnya pokok pohon rebah juga. Tidak perlu dua hari atau bahkan seminggu, ternyata hanya beberapa jam saja. Dan sekarangpun Pohon jambu sudah menggantikan posisinya. Selesai semua, ketika cuci tangan tangan terasa perih dan saya baru menyadari bahwa tangan saya banyak yang lecet dan bahkan berdarah. Yang saya heran pada saat menggali terlalu asyik "menikmati proses". Sayapun hanya bisa berharap agar bisa hidup, berbuah dan tidak perlu mengecewakan orang lagi.

Hikmah yang dapat diambil adalah :

1. Beranilah meninggalkan comfort zone untuk mendapatkan sesuatu yang lebih besar, lebih berarti. Pohon bintaro yang rindang adalah sebuah comfort zone.

2. Keterbatasan peralatan atau sarana serta keadaan bukan alasan untuk tidak ACTION dalam mengejar mimpi. Yakin akan tujuan dan konsisten.

3. Hambatan dan rintangan pasti akan muncul dalam perjalanan (seperti akar dan batu), tapi yakinlah bahwa itu akan teratasi.

4. Hati hati dengan orang orang disekitar kita, karena kadang kadang merekalah yang mengendorkan semangat kita (seperti 4 orang yang berkomentar).

5. Ketika kita menikmati proses dan punya keyakinan kuat, beratnya perjuangan dan "berdarah darah" menjadi tidak terasa. Justru kakan disadari ketika telah melalui proses itu. Dan disitulah indahnya sebuah proses.

6. Kita hanya berusaha, Allahlah yang menentukan (Let it God).


Semoga bermanfaat.

Salam FUNtastic

Aug 14, 2007

GANTI FOTO DI BLOG

Bagi yang pernah berkunjung di blog saya http://www.panggah.blogspot.com/ , sejak saat ini saya telah mengganti foto di blog saya agar lebih sesuai dengan status baru saya. Foto terdahulu saya sedang mengenakan safety helmet, yang di dunia pertambangan dimana saya bekerja disebut “alat pelindung diri”, sehingga pekerja menjadi lebih “aman”. Ya, memang itu sangat sesuai dengan status saya yang berada di “comfort zone” sebagai pekerja alias TDB. Tanggal 13 Agustus 2007 ini, saya tancapkan milestone baru dalam perjalanan hidup saya, karena secara resmi saya mengajukan pengunduran diri saya dari perusahaan dan sebulan kemudian di tanggal 13 September 2007 saya akan menjadi “orang bebas”. Memang kategori orang bebas tersebuat belum berarti bebas finansial dan bebas waktu. Malahan dari segi finansial saya harus merelakan kehilangan 1 digit income bulanan keluarga saya dari 8 digit menjadi 7 digit.Tapi setidaknya saya terbebas dari aturan perusahaan (baca aturan orang lain), sehingga saya bisa lebih bisa fokus dan bebas berkreasi untuk “mengejar impian” saya sejak lama to be entrepreneur.
Saya sungguh bersyukur berada di komunitas ini (TDA) yang telah banyak memberikan inspirasi dan meniupkan semangat entrepreneur. Selanjutnya mohon dukungan dari rekan TDA sekalian.
Salam FUNtastic!

Apr 27, 2007

Ada Apa Dengan mBah Mo


Foto bersama Pak Mur sang "Profesor Doctor" Marketing
(berdiri di tengah kaos bergaris)
Pernah dengar nama mBah Mo? Mungkin terbayang di pikiran anda adalah seorang tua renta berjalan tertatih tatih pakai tongkat. Mungkin anda benar… tapi yang saya maksud dengan mBah Mo di sini adalah sebuah warung bakmi khas jawa yang terletak di “pedalaman” Bantul. Saya sebut pedalaman karena jangkauannya dari keramaian, yaitu kota Jogja,
cukup jauh dan “sulit” karena harus melewati perkampungan perkampungan dan liku liku jalannya pun sulit di hafal, apalagi kalau anda hanya1 atau 2 kali saja ke sana.
Sekarang mungkin anda bertanya apa sih istimewanya Bakmi mBah Mo ? Bagi yang sudah berkunjung ke sana akan tahu persis keistimewaannya. Baiklah saya gambarkan bagi yang belum pernah berkunjung ke sana.

Bakmi mBah Mo adalah sebuah warung bakmi jawa biasa yang berdiri disebuah ujung jalan buntu di perkampungan bernama Code, Bantul sekitar 15 kilometer dari kota Jogjakarta ke arah selatan, memakan waktu perjalanan sekitar 30 menit (bagi yang sudah tahu jalan) hingga 1-2 jam bagi yang belum pernah kesana, karena harus pakai nanya dan nyasar. (Konon bila calon pelanggan nyasar, Pak Mur si “Marketing”nya mBah Mo makin seneng kenapa?…). Sampai di depan “restoran” bukannya bangunan megah yang kita temui di situ , melainkan “hanya” rumah kampung, “gerobak” bakmi dan banguan dari bambu beratap seng bekas kandang sapi lengkap dengan bangku bambunya. Tapi justru bekas kandang sapi inilah yang di berfungsi jadi ruang “VIP”. Sampai pada menu yang disuguhkan.. seperti namanya.. bakmi rebus (menu spesial) dan bakmi goreng ditambah emping melinjo dan wedang teh jahe panas sebagai pelengkap.
Yang menjadi sangat istimewa dengan Bakmi mBah Mo adalah warung ini sangat “kondang”. Lihatlah betapa tiap malam banyak pengunjung dengan mobil mobil bagus dan banyak diantaranya berplat nomor luar Jogja parkir di pelataran warung. Bahkan tercatat banyak Mentri dan Pembesar serta Punggawa Negri ini pernah berkunjung dan menikmati ke khasan Bakmi mBah Mo, juga keluarga Presiden Republik Mimpi pun (SBY = Si Butet Yogya) menjadi pelanggan setia. Menurut Pak Mur, marketing sekaligus anak mantu mBah Mo, daya jual dari Bakmi mBah Mo adalah cita rasa bakminya, khususnya bakmi godog (rebus) dan wedang jahenya juga nuansa perkampungan.
Kesuksesan Bakmi mBah Mo tidak bisa dilepaskan dari sosok Pak Mur sang menantu, yang ternyata (maaf) hanya lulusan Sekolah Dasar telah berhasil mengantar Bakmi mBah Mo menjadi terkenal seperti sekarang, melalui ilmu dan strategi marketing yang luar biasa. (Seperti yang beliau share kepada kami). Bagi saya ilmu marketing Pak Mur selayak pakar marketing nomor wahid di Indonesia, bahkan kalaupun saya berhak mengeluarkan ijazah atau gelar, niscaya akan saya beri dia gelar Profesor Doktor untuk ilmu marketingnya. Bagaimana tidak? Dari tempatnya yang jauh dan sulit dijangkau, bahkan dulunya jin mau buang anak di situ saja rasanya ogah, bisa diorbitkan sebuah warung bakmi “bersekala nasional”.
Banyak hal terkait dengan mBah Mo berbau “anti marketing”, yang paling utama adalah lokasinya.. yang sangat jauh dari kata strategis. Bagaimana kiat Pak Mur memasarkan mBah Mo ? …. To be continued….

Mar 21, 2007

Menembus Keterbatasan

Kutu anjing adalah binatang yang mampu melompat 300 kali tinggi tubuhnya. Namun, apa yang terjadi bila ia dimasukan ke dalam sebuah kotak korek api kosong lalu dibiarkan disana selama satu hingga dua minggu? Hasilnya, kutu itu sekarang hanya mampu melompat setinggi kotak korek api saja! Kemampuannya melompat 300 kali tinggi tubuhnya tiba-tiba hilang.
Ini yang terjadi. Ketika kutu itu berada di dalam kotak korek api ia mencoba melompat tinggi. Tapi ia terbentur dinding kotak korek api. Ia mencoba lagi dan terbentur lagi. Terus begitu sehingga ia mulai ragu akan kemampuannya sendiri.
Ia mulai berpikir, "Sepertinya kemampuan saya melompat memang hanya segini." Kemudian loncatannya disesuaikan dengan tinggi kotak korek api. Aman. Dia tidak membentur. Saat itulah dia menjadi sangat yakin, "Nah benar kan? Kemampuan saya memang cuma segini. Inilah saya!"
Ketika kutu itu sudah dikeluarkan dari kotak korek api, dia masih terus merasa bahwa batas kemampuan lompatnya hanya setinggi kotak korek api. Sang kutu pun hidup seperti itu hingga akhir hayat. Kemampuan yang sesungguhnya tidak tampak. Kehidupannya telah dibatasi oleh lingkungannya.
Sesungguhnya di dalam diri kita juga banyak kotak korek api. Misalnya anda memiliki atasan yang tidak memiliki kepemimpinan memadai. Dia tipe orang yang selalu takut tersaingi bawahannya, sehingga dia sengaja menghambat perkembangan karir kita. Ketika anda mencoba melompat tinggi, dia tidak pernah memuji, bahkan justru tersinggung. Dia adalah contoh kotak korek api yang bisa mengkerdilkan anda.
Teman kerja juga bisa jadi kotak korek api. Coba ingat, ketika dia bicara begini, "Ngapain sih kamu kerja keras seperti itu, kamu nggak bakalan dipromosikan, kok." Ingat! Mereka adalah kotak korek api. Mereka bisa menghambat perkembangan potensi diri Anda.
Korek api juga bisa berbentuk kondisi tubuh yang kurang sempurna, tingkat pendidikan yang rendah, kemiskinan, usia dan lain sebagianya. Bila semua itu menjadi kotak korek api maka akan menghambat prestasi dan kemampuan anda yang sesungguhnya tidak tercermin dalam aktivitas sehari-hari.
Bila potensi anda yang sesungguhnya ingin muncul, anda harus take action untuk menembus kotak korek api itu. Lihatlah Ucok Baba, dengan tinggi tubuh yang di bawah rata-rata ia mampu menjadi presenter di televisi. Andapun pasti kenal Helen Keller. Dengan mata yang buta, tuli dan "gagu" dia mampu lulus dari Harvard University. Bill Gates tidak menyelesaikan pendidikan sarjananya, namun mampu menjadi "raja" komputer. Andre Wongso, tidak menamatkan sekolah dasar namun mampu menjadi motivator nomor satu di Indonesia.
Contoh lain Meneg BUMN, Bapak Sugiharto, yang pernah menjadi seorang pengasong, tukang parkir dan kuli di Pelabuhan. Kemiskinan tidak menghambatnya untuk terus maju. Bahkan sebelum menjadi menteri beliau pernah menjadi eksekutif di salah satu perusahaan ternama.
Begitu pula dengan Nelson Mandela. Ia menjadi presiden Afrika Selatan setelah usianya lewat 65 tahun. Kolonel Sanders sukses membangun jaringan restoran fast food ketika usianya sudah lebih dari 62 tahun.
Nah, bila anda masih terkungkung dengan kotak korek api, pada hakekatnya anda masih terjajah. Orang-orang seperti Ucok Baba, Helen Keller, Andre Wongso, Sugiharto, Bill Gates dan Nelson Mandela adalah orang yang mampu menembus kungkungan kotak korek api. Merekalah contoh sosok orang yang merdeka, sehingga mampu menembus berbagai keterbatasan

Mar 14, 2007

Kekuatan "berbagi"

Setelah saya kemarin mencoba untuk berbagi di milis TDa dan Subhanallah... saya mendapatkan banyak support dan terbukanya pintu pintu rejeki seperti yang saya kutip :


Hehe...Pak Panggah ini kakak kelas kami yang sangat cepat take action.Bekerja di tempat yang tentu saja gajinya hebat, karena sesuai bidangnya yakni gali-gali tanah, untuk cari minyak atau batu2an atau emas-emasan dll yang juga sesuai sama bidang sekolahnya dulu, sangat membuat saya takjub.Kok orang spt ini juga mau ikut2an di TDA ya...?Lebih kaget lagi pagi ini ketika saya lihat postingannya...kok beliau mau menggelar lapak ya...?Meski masih malu2 ketika menghitung hasil lapak yang nggak nutup buat ongkos parkir, tapi saya melihat ada hasil yang sangat besar yang beliau dapat.Yakni dia menemukan jatidirinya disitu......passionnya ditemukan disini di TDA...Selamat berjuang Pak Panggah, yang saya lebih kagum atas kehebatan anda berani memulai (Take Action), dibanding kekaguman ratusan juta yang nggak lama lagi akan dapat anda dapat dari hasil "BISNIS"...Kalau karyawan senior sekaliber anda saja mau buka lapak, apa nggak malu kalau yang seperti kita masih takut2....?Salam FUNtastic...!!Hadi Kuntoro


Wah luar biasa cerita bapak yang satu iniBetapa memang Allah menyediakan rizqi yang berlimpah di muka bumiTinggal kapan kita mau menjemputnyaTrimakasih Pak atas ceritanya...Wassalamarif prasetyo aji- kontraktor di bidang telekomunikasi (cv. exist bangun nusantara)- distributor busana muslim anak "annida"


bravo....Memang dalam milis ini...jabatan TDB sehebat apapun...bekerja di tempathebat seperti apapun...kalo masih TDB yaa....tetep menyandang gelarKULI...( maaf barangkali tersinggung ....saya juga termasuk nehhh )Saya jadi teringat pas jualan di tengah hutan...ada event pertemuan semacamalumni rutin tahunan. Pas hujan....jadi tahu rasanya bagaimana gigihnyaseorang PKL pedagang kaki lima....i'ts amazing experience. Jualan kaossablon...dalam waktu 3 hari sudah untung dan balik modal. Yang hebat lagisablonan nya dan desain gambarnya very diffrence dengan lain...


WassalamRostam EffendiMobile : 081330686419
Salam kenal Pak Panggah, perkenalkan sy Aziz Khariri, sy barusan baca postingan Bapak di milist, salut Pak. Teruskan go TDA.Kebetulan sy jg masih amphibi,Sy langsung AHA begitu di tulisan Bpk menyebutkan bahwa Bpk sudah sangat berniat untuk berbisnis tetapi belum menemukan produknya apa. Mantap..berani benar. TDA abis neh. He....Gini pak, kebetulan sy jg ada bis Tas dari bahan2 alami seperti lidi, akarwangi, serat pandan, dsb.Selama ini tas tersebut dijual di tempat2 wisata seperti di Borobudur dan jogja.kemudian saya coba titip jual calon sy yg kerja di indosat semarang, Alhamd ternyata sangat bagus responnya.bahkan hampir tiap minggu mash terus ada pesenan (sudah jalan 3 bulan lebih)Nah setelah itu terbersit ide untuk bisa jual ke kantor2 lain.nah kebetulan jg sy anggota ilist TDA, dimana banyak banget TDB yg pgn jd TDA.Untuk lebih jelasnya Bapak bisa liat blog kami http://www.taslidi.blogspot.com/.(saat ini blog belum sy perkenalkan di milist, karena masih perlu perbaikan-maklum..masih belajar net-marketing)O iya Pak, produk2 tersebut memang ada sebagian yg dipasarkan di Mal2, tp dengan harga sangat tinggi, bisa 2kali lipat lebih...Sekian dari saya.Salam kenal n salan FUUNtasticcc.
Aziz Khariri081380771540

menyambung postingan pak panggah dan pak try sebelumnya, Yup 'seratus ribu' di bagi 4 = rp. 25 rb, hanya 25 ribu kita sudah dapat berjualan dengan target market yang sangat potensial, saya jadi inget waktu pertama buka lapak di benton lippo karawaci..pertama kalinya di selenggarakan event 'saturday night market' tgl 04 februari 2004, sama pak saat itu saya juga bingung mau jualan apa? maklum TDB yang biasa ngider jualan dari Bazaar ke Bazaar (asal weekend). saya belum berani membawa dagangan utama saya 'sprei dan bed cover' karena market di benton agak unik. Akhirnya 2 hari sebelum mulai berjualan saya dan 2 orang teman yang akan mengisi stand disana berbelanja ke Asemka-kota, tgl. 02 feb'07 saya cuti dari kantor (niat banget..belanja) pagi saya berangkat dari rumah ditangerang menuju stasiun untuk naik KRL ke kota, diperjalanan kita baru sadar ternyata saat itu sedang Banjir dihampir seluruh jakarta, kereta akhirnya hanya sampai di Stasiun Duri, alhamdulillah jalan kita diberi kemudahan oleh Alloh SWT, banjir bisa diterjang dengan bajaj ke kota (beberapa kali perlu didorong). Entah kenapa selain membeli asesories dan stationary saya juga membeli bubble (mainan gelembung sabun. perjalanan pulang juga ternyata bukan hal mudah, harus berkali kali berganti angkutan umum dari busway,metromini,mikrolet dan truk trailer (ditol kita menumpang truk sampai tangerang karena banjir sangat deras. Alhamdulillah perjuangan kita berbuah manis, malam pertama bubble saya ludes di beli (18 pcs , yg rusak 3 hiks..), keuntungannya sekitar 75% ..belum asesories dan stationary serta pernak pernik lain..di saat pengunjung ramai sekitar pukul 09 malam..hujan deras turun dengan tiba2, tanpa ada gerimis sebelumnya. kami panik karena memang stand disana tidak beratap..akhirnya semua tergesa gesa mengungsi ke tempat yang telah disediakan oleh EO, sendal saya sampai putus dan baju suami robek terkait paku. ternyata malam itu kita hanya berjualan sampai pukul 09, karena hujan tidak juga reda..alhamdulillah omzet saya malam itu mencapai 960 ribu, diluar perkiraan saya ..dimana margin saya adalah 50% dari omzet. Kenaikan omzet terus saya rasakan setiap minggu seiring dengan semakin banyaknya produk yang kita jual (akhirnya di minggu ke 3 saya berani bawa sprei & bedcover dan selimut pak Hadi).sampai di minggu ke 6, kemarin omzet sudah diatas 2 jt..berdagang dari jam 05 sore sampai jam 10.30 malam.. dan saya sangat terkejut saat dikunjungi oleh Bpk haji Alay, seperti mimpi sesepuh TDA mau berkunjung ke lapak kami. bahkan memberikan ide untuk mengambil sprei dari beliau (Siap pak haji..).Insyaalloh pak panggah dan bu Atiek, omzet akan meningkat seiring dengan waktu.. (bu atiek kapan kita ke tanah abang bareng ..hihihi saya belum pernah ke tanah abang nih..).
Sulina08161678003Arlya Sprei dan Bed CoverCitra Raya L7/15Benton Junction Lippo Karawaci every Saturday night 17.00-22.00Stand No.16-17

wowhebat sekali :)salut atas actionnyasaya juga kepinginada yg info juga utk buka lapak di taman miniyg kebetulan deket rumahtda-jaktim nih.. ada yg mo bareng2 buka lapak di taman mini ??salam-- Wahyu M Raharjotokomayaku.multiply.comYM: jo3ya_23

Mar 13, 2007

CUKUP RP 100.000 UNTUK MULAI BISNIS

Seperti dilansir oleh pak Tri Atmojo dalam postingannya kemarin (Senin Tgl 12 Maret 2007) bahwa beberapa rekan member TDA Tangerang menggelar aksi dengan berjualan di Benton Junction Lippo Karawaci yang berjuluk “Saturday Night Market” alias pasar malem minggu.
Saya pikir, inilah ajang terutama bagi pemula seperti saya untuk “take action” karena dengan modal yang sangat minim seperti judul di atas. Bener lho dengan Rp. 100,000 untuk sewa tempat saya sudah bisa memulai sebuah bisnis yang sangat potensial (konon ada rekan TDA yang dalam sekali tayang omsetnya mendekati angka 1 juta lho.. siapa ya…??). Lho lantas barang barang dagangan bagaimana ??? Terus terang saat saya memutuskan untuk mengambil satu tempat disana saya masih belum menemukan barang dagangan saya. Jangankan source barangnya, menentukan jenisnya pun belum, nekad bener yaa…
Betul memang slogan “Take action miracle happen”. Bayangkan sampai dengan hari Sabtu pagi saya belum mendapatkan barang dagangan saya padahal sorenya the show must go on…. Alhamdulillah Sabtu siang seorang rekan bersedia “menitipkan” barang ke saya untuk digelar berupa pernik pernik dan accessories.
Jam 5 sore dengan mengucap basmalah saya dan istri berangkat menuju arena Benton Junction, sedikit terlambat, nyampe di sana yang lain sudah menggelar dagangan . dengan semangat empat lima (tapi gak pake bambu runcing) saya dan istri segera menata “outlet” kami. Saat asyik menata dagangan itu datang seorang ibu yang meminang dagangan kami…, Alhamdulillah itulah customer pertama kami dan transaksi pertama kami….. dan hiks…rupanya itulah satusatunya transaksi kami malam itu……
Tapi ada anugrah yang sangat besar malam itu… yaitu dimalam pertama buka bisnis baru saya dikunjungi oleh “Founding Father TDA” siapa lagi kalau bukan Pak Haji Alay…. (Yang “diculik oleh Pak Tri Cs, walaupun pada saat penculikan tidak mulus karena mobil sempat mogok di tol dan karena kondisi dilanjutkan ke lokasi dengan bus umum) luar biasa, beliau mempompa semangat kami TDA Tangerang. Pada kesempatan itulah muncul ide ide baru.. berupa helem, juga di bookingnya 10 tempat lagi untuk rekan rekan TDA (masih tunggu konfirmasi dari Eo-nya)..serta muncul istilah TDA-lapak..
Rejeki memang rahasia Allah selagi hambanya berusaha pintu rejeki selalu terbuka, Kalau malam itu kami hanya berhasil membukukan transaksi yang kalo diitung untuk parkirpun musti nombok (ih malu nich).. tapi rupanya Allah memberi jalan lain. Senin pagi pernik pernik itu dibawa istri saya ke kantor dan … Subhanallah sampai pagi ini sudah terjadi transaksi di kantor istri saya saja mencapai Rp. 700.000…
Maaf kalo cerita saya kepanjangan yaa… Saya hanya ingin berbagi : Kalau kita melangkah Insya Allah selalu ada jalan.





Pak Haji Alay ketika mengunjung salah satu lapak TDA









"Gerai" kami yang belum selesai di tata




Makan malam bareng Pak Haji Alay...


Diskusi dengan Pak Haji Alay, disinilah muncul ide ide bisnis baru dan muncul istilah TDA lapak.


Salam FUNtastic

Feb 23, 2007

Jalan mulai terang...

Satu hari di awal Januari 2007, seperti biasa saya menjalankan ritual baca koran di kantor. Subhanallah... Allah memandu mata saya untuk tergerak melihat sepotong iklan yang cukup menggelitik... "CARA GILA JADI PENGUSAHA" dari sebuah institusi yang bernama "Entrepreneur University" yang dipunggawai oleh "The Master" Purdhi E Chandra (yang belakangan saya berpendapat betul dia "gila"). Nama itu memang sudah tak asing lagi di blantika dunia pendidikan, apalagi buat saya yang pernah mengenyam pendidikan di Yogya. Ya dialah si pendiri "Primagama". Selesai ritual koran dilipat.. pada saat yang bersamaan telefon di meja saya berdering... terdengar suara merdu yang sangat tidak asing ditelinga saya.. siapa lagi kalau bukan istri tercinta... Dari bibirnya yang manis meluncur kata kata "Abi...lihat iklan di koran hari ini... ada seminar bagus dech...." Rupanya memang kami sehati... lebih tepatnya Allah menunjukkan jalan bagi kami secara bersamaan... Alhamdulillah (inilah realita dari attractor factor)
Jadi juga kami mengikuti seminar itu di sebuah hotel di bilangan jakarta selatan. Terlihat wajah wajah peserta yang (mungkin saya juga seperti itu) sangat antusias dan dengan hati yang bertanya seperti apa gerangan seminar itu.. Its the show time.. Sang "Master" pun memulai "khotbahnya" yang serasa menghipnotis seluruh peserta.. tidak terlewatkan diiring jokes yang segar... Benar benar memukau.. terutama bagi kami, saya dan istri saya.. yang selama ini memang telah terjangkit virus.. ini seperti dinamit yang disulut detonatornya blaarrrrrr.......
semangat yang awalnya hanya semangat saja.. kini sudah mulai menemukan bentuknya... ya.. harus segera action.. dan yang lebih penting jalan ke tujuan makin benderang....setelah mendapatkan pencerahan dari sang maestro bisnis.
Dalam perjalanan selanjutnya... salah seorang mentor secara sepintas menyinggung tentang Tangandiatas. Hatipun bertanya apakah gerangan itu... menjawab hati yang penasaran... sayapun langsung berselancar di dunia maya untuk menemukan jawabnya....
Dari rimba raya dunia maya akhirnya saya menemukan situs Tangandiatas.com, blog blog milik Pak Rony, Pak Hadi dan yang lainnya. Wowww it is very inspiring...
Yang paling menggembirakan ketika saya diijinkan oleh the boss "SANG PROVOKATOR" Badroni Yuzirman untuk menjadi member TDA... sebuah komunitas terdahsat selama ini yang pernah saya temui... Terima kasih Pak Roni... dan jalanpun menjadi semakin terang benderang...
Segala puji bagi Allah yang telah mempertemukan saya dengan komunitas yang hebat ini..

Feb 21, 2007

Virus itu kambuh lagi

Kehabisan amunsi memaksa saya untuk kembali jadi TDB. Kali ini saya "on track" kerja di eksplorasi tambang batubara.... keluar masuk rimba raya menjadi menu makanan tiap hari...





Alhamdulillah di dunia TDB kali ini saya menemukan beberapa rekan yang "otak kanan". Mereka punya keinginan yang sama yaitu suatu saat harus punya bisnis sendiri. Disinilah saya pertama kali kenal dengan yang namanya Om Robert T Kiyosaki" melalui buku bukunya yang sangat "provokatif". Virus entrepreneur itupun mulai kambuh lagi... bahkan semain merajalela.

Akan tetapi saya putuskan untuk melewati tahap transisi (saya belum tahu sampai kapan... karena sampai sekarang pun saya masih hidup di alam itu).

Menindak lanjuti provokasi Robert T Kiyosaki saya kembali mencoba kembali untuk beternak bebek.. lagi lagi untung pengalaman.. tidak hanya itu saya dan dua teman juga patungan untuk ternak sapi... secara ekonomi belum menghasilkan.. tapi alhamdulilah.. hingga sekarang setidaknya sapi sapi itu bisa dijadikan qurban setiap tahunnya...

Beberapa "small winning" juga sempat saya rasakan... yang pertama adalah ketika kami mencoba "import" pakaian untuk dijual di Kalimantan (lokasi kerja kami)... alhamdulillah kami mendapatkan untung barang sedikit, yang keduanya tahun 2003 saya patungan dengan teman untuk membeli sebidang tanah kavling di Tanjung Selor setahun kemudian kami jual dengan kenaikan harga 50%, yah lumayanlah...

Saya mendapatkan "Big Winning" di bulan April 2004 ketika saya menikahi gadis yang begitu sempurna.. disusul di 4 Maret tahun berikutnya... hadir diantara kami seorang gadis kecil buah cinta kami...

Allah telah memilihkan pasangan hidup saya yang luar biasa... istri sayapun rupanya sangat sejalan dengan pemikiran saya... "TO BE ENTREPRENEUR"...... Hanya saja mungkin jalan bagi kami menuju ke sana belum begitu terang (??)... beberapa small winning kami dapatkan dari menjual produk garment di kampung ketika "musim panen" lebaran..

Woww... penjalaran virus itu semakin merajalela...

Feb 16, 2007

Terpurukku disini...

Lepas dari kerjaan tekad saya sudah bulat... mencoba wirausaha. Yang terpikir dalam benak saya adalah membuat usaha yang berhubungan dengan ilmu saya bidang tambang menambang.
Mula saya temui beberapa teman lama, walhasil ketemu beberapa teman yang mau diajak bareng merintis bisnis..
Bisnis yang kami rintis adalah penambangan bahan galian industri (bahan galian golongan C). Hari hari mulai disibukkan untuk mencari komoditi tambang industri yang bisa mempunyai opportunity market. Mulailah kami dengan "eksplorasi" bahan galian untuk industri keramik, yaitu kaolin, felsdpar dsb. Hasil eksplorasi kami sodorkan ke investor (maklum modal cupet). Dalam melakukan bisnis ini dari team belum ada yang benar benar telah pernah melakukan bisnis . Dalam perjalanannya banyak sekali hambatan dan rintangan....
Suatu saat pernah kami hampir mendapatkan BIG WINNING yaitu ketika kami menyodorkan penambangan marmer. segala sesuatunya telah berjalan lancar dan telah mencapai kesepakatan antara team kami dengan investor.. Hambatan terbesar adalah hambatan cultural dari lokasi penambangan.... Berbagai upaya telah dilakukan hingga akhirnya kami telah kehabisan "amunisi" dan kami putuskan untuk mengentikan usaha kami...
Rekan rekan saya masih berstatus TDB, dan mereka kembali ke "habitatnya". sayapun pada akhirnya memasuki kembali dunia terbatas.. TDB di tahun 2001.
Kepada dua rekan saya, terima kasih kalian telah berani memulai dan kaliian adalah orang yg hebat.. Dari kebersamaan kitalah, maka kita dapatkan sesuatu yang sangat berharga : "pengalaman".

1. Team kami masih "hijau" dalam urusan bisnis dan tidak mempunyai mentor.
2. Kami tidak mempunyai komunitas bisnis, komunitas kami saat itu masih komunitas "TDB"
3. Tidak adanya perencanaan dalam melakukan kegiatan bisnis.

Feb 14, 2007

Change of Mind

Saat jadi credit analyst sudah barang tentu slip gaji orang, rekening bank, laporan keuangan dan segala macam data keungan lainnya sudah menjadi makanan sehari hari...... Karean dari situlah kelayakan kredit seseorang atau perusahaan di nilai..
Sangat menyenangkan bisa ngintip dapur orang... saya jadi tahu Mr M yang selebritis itu penghasilannya berapa.... Pak H yang GM di perusahaan besar gajinya berapa.. kang "Maman" yang punya warteg dapat duit berapa sebulannya..... Babah Ahong yang punya toko kelontong...... dan yang lain..... Dari sekian lama pengamatan saya amati, ternyata ditarik benang merah :

1. Karyawan memiliki penghasilan yang teratur dan "diatur" ( terbatas)
2. Kaum profesional yang mengandalkan keahlian dirinya berpenghasilan setara dengan kemampuannya sendiri (ada batasnya)
3. Pengusaha, variatif sekali... Tapi disinilah peluang terbesar untuk mendapatkan penghasilan yang tak terbatas.

Beranjak dari situ saya mulai berpikir... kalo begini terus kapan saya bisa segera kaya ??? Jawabnya adalah berwirausaha..

Hingga akhir tahun 98 kala krisis mendera, ada tawaran yang buat saya sangat menarik dan "wajib" diambil, yaitu pengunduran diri dengan "golden shakehand". Dengan tekad yang bulat saya temui boss untuk ambil tawaran itu, awalnya tidak diberi.. setelah dengan "agak maksa" akhirnya dikabulkan juga... Alhamdulilah.. saya akhirnya dapat meninggalkan perusahaan dengan kepala tegak...dan yang penting dengan sejumlah rupiah yang bagi saya lumayan untuk mencoba memulai "berwiraswasta"....

Jan 31, 2007

Awal mula ......

Hampir semua dari kita sejak masih kecil sudah "didoktrin" menjadi pekerja dan pekerja... Orang tua saudara tua dan lain lain saat kita sekolah selalu memberi "wejangan" sekolah yang pinter biar dapat kerja..... Setali tiga uang dengan lingkungan kita... tetangga, teman main, saudara... saat masih sekolah nanyanya "pingin kerja dimana", selesai sekolah " sudah kerja belum" " kerja dimana" dan seterusnya dan seterusnya......
Mindset saya juga sudah terbentuk menjadi pekerja.. sejak sekolah terus kuliah sudah bepikir nyari kerja dimana ya kalo sudah lulus.... Yah.. saya berlatar belakang Teknik Geologi... jadi kepinginnya ya yang nyengol nyengol dunia pertambangan lah....
Singkat kata kesampaian keinginan saya.... kerja..... seneng sekali.... pertama kerja di tahun 1993 di dunia bor mengebor (bukan inul lho..)... loncat sana loncat sini... akhirnya di tahun 2005 nyantol di "dunia lain". Yah saya dapat kerja di sebuah perusahaan pembiayaan (financing) terkemuka dengan posisi credit analyst, wah................ kok bisa ya.......